Bercermin dari Perjuangan Pembebasan Baitul Maqdis

10 Jan 2023, 18:47:43 WIB Syiar
Bercermin dari Perjuangan Pembebasan Baitul Maqdis

Keterangan Gambar : Sejarah mencatat berapa pentingnya sebuah perjuangan mempertahankan agama Allah


Palembang, (10/1/2023)- Kemenangan Muslimin dalam Perang Hattin pada Juli 1187 cukup memberikan pelajaran besar bagi kita khususnya ummat muslim. 

Mengawali pembebasan Baitul Makdis. Usai pertempuran tersebut, Sultan Shalahuddin al Ayyubi menawan ratusan prajurit Salib. 

Pimpinan mereka, Raja Latin Yerusalem GuyLusignan dan Pangeran Antiokhia Raynald Chatillon, juga ikut ditangkap.

Baca Lainnya :

Ada sekitar 200 orang yang dieksekusi. Termasuk di antaranya adalah para Kesatria Templar. Merekalah yang sebelumnya menyarankan Raja Guy untuk menyongsong pasukan Muslimin di luar, alih-alih dalam, benteng Yerusalem.

Imbas dari strategi itu, bala tentara Salib justru mengalami kelelahan dan kemerosotan semangat tempur akibat jauhnya per  jalanan dari kota tersebut ke Lembah Hattin. 

Apalagi, pasukan Kristen Barat ini tidak membawa perbekalan logistik yang memadai.

Sultan Shalahuddin menginstruksikan agar para tawanan yang tidak dijatuhi hukuman mati dibawa ke pusat pemerintahan Daulah Ayyubiyah, Damaskus. 

Ia juga menetapkan sejumlah bayaran sebagai uang tebusan mereka. Maka, yang kemudian di Lembah Hattin adalah si raja Yerusalem dan sahabatnya itu.

Dengan tegas, Shalahuddin memancung kepala Raynald Chatillon. Bangsawan Frank itu divonis mati karena berbagai kejahatan yang telah dilakukannya terhadap Muslimin. 

Melihat mayat sahabatnya, Guy berlutut ketakutan. Sang sultan kemudian berkata kepadanya, "Seorang raja tidak akan membunuh sesama raja. Mengapa engkau tidak meneladani sosok pendahulumu?"

Sosok yang dimaksudkannya ialah raja Yerusalem sebelum Guy, Baldwin IV. Pemimpin Kristen yang meninggal akibat kusta itu memilih konsistensi dengan daulah Islam di sekujur Tanah Palestina. 

Semasa hidupnya, saudara kandung Sibylla permaisuri Guytersebut menaruh respek pada Shalahuddin.

Sultan yang disebut Saladin oleh orang orang Barat itu pun menghormatinya. Bahkan, raja Ayyubiyah itu pernah mengirimkan dokter pribadinya untuk mengobati penyakit sang mendiang.

Raja Guy lantas dibawa ke Damaskus. Shalahud  din kemudian memimpin pasukannya untuk bergerak ke arah selatan dengan tujuan utama membebaskan Baitul Makdis. 

Hingga pertengahan September 1187, ia berhasil merebut sejumlah kota dari tangan musuh, semisal Askalon, Akre, Nablus, Toron, Sidon, Beirut, dan Jaffa.

Muslimin yang menjadi tawanan di setiap kota tersebut kemudian dibebaskannya. Sementara itu, orangorang Kristen berduyun duyun mengungsi ke Tire (Tyre), satusatunya kota benteng di bawah kendali Salibis yang tersisa.

Akibat kekalahan di Hattin, Kerajaan Latin Yerusalem bagaikan telur di ujung tanduk. Dengan ditawannya Guy, seorang putra kesatria Kristen Jaffa yang bernama Balian Ibelin kemudian diangkat menjadi pemimpin.

Di Tire, perwira yang berusia 44 tahun itu mengirim surat kepada Shalahuddin untuk menjamin keamanan perjalanan diri dan rombongannya ke Ye  rusalem. 

Di sana, telah menunggu istrinya, Maria Kom nene, Ratu Sibylla, dan keluarga bangsawan Kristen.

Permohonan itu dikabulkan sang sultan Ayyubiyah, tetapi dengan syarat, yakni Balian tidak boleh berada di Yerusalem lebih dari satu hari. Beberapa waktu kemudian, kesatria Salib itu tiba di Yerusalem.

Namun, Pendeta Heraklius, Sibylla, dan mayoritas penduduk Kristen setempat justru memintanya memimpin mereka dalam pertempuran untuk membendung pasukan Muslimin. Permintaan itu disanggupi Balian.

Ia pun mengirimkan kabar tentang keputusannya itu kepada Shalahuddin di Askalon. Sang sultan menyiapkan balatentaranya untuk berarak ke Yerusalem. 

Hingga saat pengepungan berlangsung, kekuatan militer Muslimin ini didukung dengan pasukan tambahan dari Mesir dan Syam dan Prajurit Kristen. 

Sebelum kotanya benar benar dikepung, puluhan pemuda kemudian diangkat menjadi kesatria baru. 

Balian juga mengumpulkan stok makanan dan uang sehingga mencukupi bagi ratusan orang Kristen. Mereka datang dari kota-kota yang telah jatuh ke tangan Islam.

Pada 20 September 1187, Shalahuddin tiba di luar benteng Yerusalem. Di depan Gerbang Damas  kus, pahlawan Muslim itu memerintahkan pasu kannya untuk melempari benteng tersebut dengan anak panah. 

Mereka juga mengerahkan berbagai cara guna menjebol dinding yang dijaga ratusan prajurit Kristen di baliknya. Enam hari lamanya, pertempuran yang tidak seimbang itu berlangsung.

Yang Terjadi Terhadap Tentara Salib Saat Shalahuddin Taklukkan Yerusalem

Shalahuddin Al Ayyuubi taklukkan Yerusalem dengan minimalkan korban. 

Balian menyusun kekuatan. Saat tiba di Yerusalem, dirinya mendapati hanya 14 prajurit Kristen. 

Sebelum kotanya benar-benar dikepung, puluhan pemuda kemudian diangkat menjadi kesatria baru.

Balian juga mengumpulkan stok makanan dan uang sehingga mencukupi bagi ratusan orang Kristen. Mereka datang dari kota kota yang telah jatuh ke tangan Islam. 

Pada 20 September 1187, Shalahuddin tiba di luar benteng Yerusalem. Di depan Gerbang Damas  kus, pahlawan Muslim itu memerintahkan pasu  kannya untuk melempari benteng tersebut dengan anak panah. 

Mereka juga mengerahkan berbagai cara guna menjebol dinding yang dijaga ratusan prajurit Kristen dibaliknya. Enam hari lamanya, pertempuran yang tidak seimbang itu berlangsung.

Pada 26 September, dinding benteng Yerusalem akhirnya jebol. Namun, Shalahuddin tidak langsung memerintahkan pasukannya untuk menyerbu masuk. Sementara itu, warga sipil sudah sangat putus asa di dalam benteng.

Beberapa wanita Kristen melakukan ritual, seperti memotong rambut anak anak mereka atau menenggelamkan diri sendiri sedalam dagu dalam baskom besar berisi air. Tujuannya untuk bertobat, mengusir murka Tuhan.

Pada akhir September, Balian dengan seorang pengawal menemui Shalahuddin di kamp khusus yang dipasang di sekitar benteng. 

Kesatria Salib ini bersumpah akan menghancurkan tempat-tempat suci Islam serta membantai ribuan tawanan Muslim yang masih ada di Yerusalem. (*)