Hukum Puasa dengan Niat Dobel Qodho dan Syawal

03 Jan 2023, 18:35:59 WIB Syiar
Hukum Puasa dengan Niat Dobel Qodho dan Syawal

Keterangan Gambar : Banyak pendapat berbeda tentang niat double puasa sunnah ini


Palembang, (03/01/2023) -Banyak pertanyaan yang disodorman oleh umat muslim. Bagaimana hukum puasa Syawal merupakan ibadah sunnah yang dilakukan selama enam hari di bulan Syawal,l jika diganung dobel niatnya dengan puasa lain seperti puasa Qodho, puasa senin kamis ataupun puasa lainya. 

 Ada banyak sekali keutamaan yang bisa didapatkan oleh umat muslim yang menunaikan ibadah puasa sunnah ini.

Meski  terdapat pro dan kontra terkait hukum puasa Syawal yang digabung dengan puasa qadha. 

Baca Lainnya :

Umat muslim yang menunaikan ibadah puasa Syawal selama enam hari, seperti mendapatkan pahala puasa setahun penuh. 

Sementara, umat muslim yang memiliki utang puasa, wajib menggantinya di luar bulan Ramadan.

Lantas, bolehkah puasa Syawal digabung dengan puasa qadha? Berikut penjelasannya yang dilansir dari NU Online:

Sebelum mengetahui bolehkah puasa Syawal digabung dengan puasa qadha, umat muslim juga perlu mengetahui mengenai puasa syawal dan puasa qadha. 

Ibadah puasa syawal ini dilaksanakan selama enam hari pada bulan Syawal. Umat Muslim dianjurkan untuk mengerjakan puasa Syawal karena memiliki berbagai macam keutamaan.

Biasanya, cara puasa syawal dikerjakan selama enam hari berturut-turut setelah hari raya Idulfitri, yaitu tanggal 2 hingga 7 Syawal. Meskipun demikian, puasa Syawal juga dapat dikerjakan tidak berurutan, sehingga tetap mendapat manfaat dan keutamaan.

Sementara itu, puasa qadha adalah puasa yang dilakukan untuk mengganti puasa Ramadan di luar bulan suci Ramadan. 

Orang yang tidak berpuasa Ramadhan karena alasan perjalanan, sakit, lupa niat pada malam hari atau sengaja tidak berpuasa, mereka wajib menggantinya setelah Ramadhan berlalu. 

Waktu mengqadha puasa bagi mereka bisa dimulai sejak tanggal dua Syawal sampai sebelum memasuki Ramadhan berikutnya.

Anjuran untuk puasa mengganti puasa Ramadhan ini sebagaimana yang telah disebutkan dalam sebuah surah di dalam Alquran, yang artinya:

“Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.” (QS. Al Baqarah).

Selain itu, anjuran untuk puasa mengganti puasa Ramadhan ini juga disebutkan dalam sebuah hadis. Rasulullah SAW bersabda, artinya:

Qadha (puasa) Ramadan itu, jika ia berkehendak, maka ia boleh melakukannya terpisah. Dan jika ia berkehendak, maka ia boleh melakukannya berurutan.” (HR. Daruquthni dari Ibnu Umar).

Meski hukumnya sunah, puasa di bulan Syawal memiliki keistimewaannya sendiri, yaitu pahalanya dihitung seperti berpuasa setahun penuh, sebagaimana hadis berikut:

“Barang siapa berpuasa Ramadan kemudian dianjurkan dengan enam hari dari Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun” (HR. Muslim).

Kendati demikian, bolehkah orang yang memiliki utang puasa Ramadan tetap menjalankan ibadah puasa Syawal?

Melansir dari NU Online, dalam fatwa Majma’ al-Buhuts al-Islamiyah Al-Azhar as-Syari, terdapat pro kontra mengenai persoalan menggabungkan puasa Syawal dengan puasa qadha. 

Menurut ulama Hanabilah, menggabungkan niat puasa enam hari di bulan Syawal dengan qadha Ramadan menyebabkan salah satu puasa saja yang dianggap sah.

Sementara itu, menurut ulama Malikiyah dan mayoritas ulama Syafi’iyah, puasa Syawal digabung dengan puasa qadha dianggap sah keduanya.

 Sedangkan, sebagian ulama Syafiiyah dan suatu riwayat ulama Hanabilah, tidak diperbolehkan menggabungkan dua niat puasa Syawal dan puasa qadha.(*)