Rubayyi binti Mu\'awwidz Perempuan Alim dan Pemberani Era Rasulullah Multi Talent

Keterangan Gambar : Berkaca dari banyaknya tokoh perempuan yang menginspirasi, Buya Hamka menyematkan pesan pentingnya
Palembang, (29/01/2022}-Ar-Rubayyi binti Mu'awwidz salah satu toko penting turut
Perjuangan untuk syiar Islam pada zaman Nabi Muhammad SAW tidak hanya dilakukan oleh kaum lelaki, melainkan juga perempuan.
Para shahabiat, demikian istilah untuk para sahabat Rasulullah SAW dari kelompok wanita, pun tidak kurang tangguhnya dibandingkan dengan rekan-rekan dari para sahabat.
Baca Lainnya :
- Keberkahan dari Sifat Penuh Kasih Sayang Umar bin Khattab0
- Fakta Technology Islam Perkenalkan Mesiu Pertama Kali 0
- Bercermin dari Perjuangan Pembebasan Baitul Maqdis 0
- Hukum Puasa dengan Niat Dobel Qodho dan Syawal0
- Para Pengabdi Setan dalam Al-Quran0
Bahkan, sebagian dari mereka pun turut terjun di medan perang, berjuang dengan mengorbankan jiwa untuk menegakkan agama Allah.
Cerita perihal tekad melawan serangan kaum musyrikin, pernah pula ditunjukkan oleh ar-Rubayyi binti Mu'awwidz bin Afra al-Anshariyyah.
Ia tidak hanya berperan di belakang panggung, tetapi juga tampil di garda depan, bersama para sahabat dari kalangan laki-laki mengangkat senjata menumpas golongan kafir.
Sebuah hadis riwayat Imam Bukhari mengisahkan, bagaimana sepak terjangnya di kancah peperangan. Ar-Rubayyi binti Mu'awwidz tergabung dengan pasukan berkuda.
Kepiawaiannya dalam mengendarai kuda perang dengan membawa senjata, menguatkan barisan pasukan Islam.
Kepiawaiannya dalam mengendarai kuda perang dengan membawa senjata, menguatkan l pasukan Islam.
Tak selamanya, ia berada di gugus depan. Sesekali, sosok yang berasal dari Baniihat saja, penuturan sejarawan Ibn Katsir. Ia mengisahkan, ar-Rubayyi', memberikan langkah pengobatan untuk para sahabat yang terluka dan menyiapkan logistik.
Keberanian putri dari Ummu Yazid binti Qais bin Za'wa itu terlihat ketika melawan ibu Abu Jahal. Ar-Rabiyyi' tidak main-main. Keberanian yang ia warisi dari sang ayah, Mu'awwidz, semakin mengkristal sebagai dampak menancapnya keimanan.
Keberanian yang ia warisi dari sang ayah, Mu'awwidz, semakin mengkristal.
Diriwayatkan bahwa ar-Rubayyi' mengambil minyak wangi dari Asma binti Makhrabah, ibu Abu Jahal. Lalu Asma menanyakan nasab ar-Rubayyi'.
Di balik kepribadian ar-Rubayyi' yang tegas dan berani, tersimpan karakter yang lemah lembut. Bahkan, ia terkenal dengan keilmuannya.
Sosok yang termasuk salah satu pembaiat taat untuk Rasulullah itu, berwawasan luas. Kapasitas keilmuan yang mumpuni itu menjadikannya sebagai rujukan bertanya sejumlah sahabat.
Termasuk dalam periwayatan hadis. Aisyah RA menukilkan sebanyak 21 hadis dari ar-Rubayyi'. Khalid bin Dzakwan, Sulaiman bin Yasar, dan Abu Ubaidah bin Ammar bin Yasir, tak ketinggalan meriwayatkan hadis dari sahabat perempuan itu.
Hadis-hadis riwayat Bukhari dan Muslim banyak pula yang bermuara pada ar-Rubayyi'.
Keistimewaan ilmu itu, tak terlepas dari intensitas komunikasinya dengan Rasulullah SAW. Kedekatan itu, membuat tokoh yang meninggal di masa pemerintahan Muawiyah bin Abu Sufyan itu mengenal dalam Rasul.
Dikisahkan dari Abu Ubaidah bin Muhammad bin 'Ammar. Ia pernah bertanya tentang gambaran sosok Rasulullah SAW. Ar-Rubayyi' menjawab, “Wahai anakku, jika engkau melihat Rasulullah SAW niscaya engkau melihatnya laksana matahari yang sedang terbit.''
Keilmuwan tersebut memosisikan ar-Rabiyyi dalam deretan shahabiyat yang terhormat. Ungkapan dan tanggapan positif, pernah dilontarkan oleh Musa bin Harun al-Hammal.
Ia mengapresiasi kedudukkan ar-Rabiyyi. Menurut al-Hammal, ar-Rabiyyi' adalah perempuan yang mulia. “Ia patut memiliki kehormatan yang tinggi,” katanya.
Banyak hadis diriwayatkan melalui ar-Rubayyi. Salah satu hadis tersebut menunjukkan dengan detail bagaimana Rasulullah Saw wudhu. Bahkan, itu disebut sebagai satu-satunya hadis yang paling perinci tentang wudhu.
Saat itu, Rasulullah Saw sedang berkunjung ke rumah Rubayyi. Di sana, ia melaksanakan wudhu. Rasulullah Saw bersabda, "Tuangkan air wudhu untukku." Selanjutnya, Rubayyi menceritakan wudhu Rasulullah Saw.
"Beliau lalu membasuh kedua telapak tangannya tiga kali" (HR Abu Dawud).
Rubayyi juga dekat dengan para istri Rasulullah. Ia sering mengunjungi Aisyah RA untuk menambah wawasan dan ilmu.
Dari Aisyah, ar-Rubayyi meriwayatkan sebanyak 21 hadis. Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadis-hadis dari Rubayyi.
Beberapa shahabat dan tabi'in juga datang kepada ar-Rubayyi untuk mendapatkan hadis. Sejumlah tabi'in terkemuka, seperti Khalid bin Dzakwan, Sulaiman bin Yasar, Abu Ubaidah bin Ammar bin Yasir, dan lainnya juga meriwayatkan hadis dari dia.
Salah satu riwayat menyebutkan Rubayyi wafat pada tahun 37 Hijriyah. Namun, riwayat lain menegaskan ia wafat tahun 45 Hijriyah, tepatnya pada masa kekhalifahan Mu'awiyah bin Abu Sufyan.
Ia meninggal dunia setelah memberikan teladan bagi Muslimah dalam hal kebaikan, ketakwaan, keilmuan, dan semangat perjuangan di jalan Allah.***
